Addwin Net | Sejarah Lahirnya Agama Hindu dan Buddha - Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Hindu di India
berkaitan dengan sistem kepercayaan bangsa Arya yang masuk ke India pada 1500
SM. Kebudayaan Arya berkembang di Lembah Sungai Indus India. Bangsa Arya
mengembangkan system kepercayaan dan
sistem kemasyarakatan yang sesuai dengan tradisi yang dimilikinya. Sistem kepercayaan
itu berupa penyembahan terhadap banyak dewa yang dipimpin oleh golongan pendeta
atau Brahmana. Keyakinan bangsa Arya terhadap kepemimpinan kaum Brahmana dalam
melakukan upacara ini melahirkan kepercayaan terhadap Brahmanisme. Selanjutnya,
golongan ini juga menulis ajaran mereka dalam kitab-kitab suci yang menjadi
standar pelaksanaan upacara-upacara keagamaan. Kitab suci agama Hindu disebut
Weda (Veda), artinya pengetahuan tentang agama. Sanusi Pane dalam bukunya
Sejarah Indonesia menjelaskan tentang Weda terdiri dari 4 buah kitab, yaitu:
- Rigweda. Rigweda adalah kitab yang berisi tentang ajaran-ajaran Hindu. Rigweda merupakan kitab yang tertua dan kemungkinan muncul pada waktu bangsa Arya masih berada di daerah Punjab.
- Samaweda. Samaweda adalah kitab yang berisi nyanyian-nyanyian pujaan yang wajib dilakukan ketika upacara agama.
- Yajurweda. Yajurweda adalah kitab yang berisi dosa-doa yang dibacakan ketika diselenggarakan upacara agama. Munculnya kitab ini diperkirakan ketika bangsa Arya mengusai daerah Gangga Tengah.
- Atharwaweda. Atharwaweda adalah kitab yang berisi doa-doa untuk menyembuhkan penyakit, doa untuk memerangi raksasa. Doa-doa atau mantera pada kitab ini muncul setelah bangsa Arya berhasil menguasai daerah Gangga Hilir.
Agama Hindu bersifat Politheisme, yaitu percaya terhadap banyak
dewa yang masing-masing dewa memiliki peranan dalam kehidupan masyarakat. Ada
tiga dewa utama dalam agama Hindu yang disebut Trimurti terdiri dari Dewa
Brahma (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung), dan Dewa Siwa (dewa
perusak). Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan oleh bangsa Arya
adalah sistem kasta. Sistem kasta mengatur hubungan sosial bangsa Arya dengan
bangsa-bangsa yang ditaklukkannya. Sistem ini membedakan masyarakat berdasarkan
fungsinya. Golongan Brahmana (pendeta) menduduki golongan pertama. Kesatria (bangsawan,
prajurit) menduduki golongan kedua. Waisya (pedagang dan petani) menduduki
golongan ketiga, sedangkan Sudra (rakyat biasa) menduduki golongan terendah
atau golongan keempat. Sistem kepercayaan dan kasta menjadi dasar terbentuknya kepercayaan
terhadap Hinduisme. Penggolongan seperti inilah yang disebut caturwarna.
Agama Buddha lahir sekitar abad ke-5 SM. Agama ini lahir sebagai
reaksi terhadap agama Hindu terutama karena keberadaan kasta. Pembawa agama
Buddha adalah Sidharta Gautama (563-486 SM), seorang putra dari Raja Suddhodana
dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu. Untuk mencari pencerahan hidup, ia
meninggalkan Istana Kapilawastu dan menuju ke tengah hutan di Bodh Gaya. Ia bertapa
di bawah pohon (semacam pohon beringin) dan akhirnya mendapatkan bodhi, yaitu
semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Pohon itu kemudian dikenal
dengan pohon bodhi. Sejak saat itu, Sidharta Gautama dikenal sebagai Sang
Buddha, artinya yang disinari. Peristiwa ini terjadi pada tahun 531 SM. Usia Sidharta
waktu itu kurang lebih 35 tahun. Wejangan yang pertama disampaikan di Taman
Rusa di Desa Sarnath.
Dalam ajaran Buddha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi).
Hidup adalah samsara, menderita, dan tidak menyenangkan. Menurut ajaran Buddha,
hidup manusia adalah menderita, disebabkan karena adanya tresna atau cinta,
yaitu cinta (hasrat/nafsu) akan kehidupan. Penderitaan dapat dihentikan, caranya
adalah dengan menindas tresna melalui delapan jalan (astawida), yakni pemandangan (ajaran) yang
benar, niat atau sikap yang benar, perkataan yang benar, tingkah laku yang benar,
penghidupan (mata pencaharian) yang benar, usaha yang benar, perhatian yang
benar, dan semadi yang benar.